Rabu, 29 Mei 2013

Memorian RUDI DWI PRASETIO (10 Desember 1991 - 29 Mei 2013)

Rudi Dwi Prasetio. Nama yang sangat bagus, dan orang yang membaca namanya pasti sudah tau jika dia orang Jawa, ya dia orang Jogjakarta. Orangnya dewasa, baik, dan sangat aktif dalam organisasi kampus, terkadang dia mengabaikan kuliahnya tidak masuk beberapa hari pergi keluar kota untuk mendatangi tempat-tempat yang sudah menjadi agenda HIMA organisasi yang ia geluti di FKIP B. Indonesia, gue sangat terpukul waktu dapat kabar bahwa dia meninggalkan kita semua untuk selama-lamanya. Gue dapet kabar itu pukul 04.33 pm, tapi karna gue tidur dan gue baru bangun pukul 05.30 pm. Waktu gue bangun tidur, gue langsung aktifin BB, gue liat knpa ini banyak banget BBM dan gue liat handphone Nokia gue juga ada banyak sms. Oke tadi gue belum sadarkan diri sepenuhnya karna gue bener-bener baru membuka mata, pertama yang gue buka handphone gue yang BB, gue liat ada BBM dari temen gue,
Wini : "Yul emang bener Rudi kelas A meninggal?"
Baca BBM itu, gue percaya ga percaya. Langsung gue loncat dari kasur dan buka handphone Nokia gue ternyata bener ada dua sms dari temen gue yang isinya Jarkom memberitahukan jika Rudi meninggal.
Saat ini, gue menulikan cerita ini di Blog, gue juga masih dalam ke tidak percayaan kalau sahabat gue tiada untuk selama-lamanya.
Selama gue satu kelas sama dia gue manggil dia "abang", kenapa manggil abang?
Gue juga kurang begitu mengetahui kenapa dia bisa sampe di sebut abang?
Gue juga manggil dia abang karna ikut-ikutan temen-temen yang lain, kesimpulan gue kenapa dia di panggil abang karna dia di tua-kan di kelas, bukan berarti dia usianya sudah tua, tapi karna dia mampu bersikap dewasa di antara temen-teman yang lain.
Sosok Rudi itu sangat berkesan di hati gue, pertama kali gue ketemu dia itu saat gue pertama kali masuk kuliah dan gue masuk kelas A, gue pertama masuk bingung mau duduk di mana soalnya kelas sudah penuh dengan penghuni-penghuni baru kelas A yang saat itu gue belum saling kenal. Akhirnya gue putusin gue duduk di paling depan karna di situ ada bangku yang masih kosong, gue duduk di samping cowok yang memiliki postur besar seperti bapak-bapak, gue pikir itu dosen atau mahasiswa yang sudah berkeluarga, gue diem selama di kelas, dan akhirnya dia nanya ke gue
R : "Namanya siapa?"
G  : "Yullia tapi panggil lia aja"
(Gue bingung harus bilang mas, pak, atau apa)
R : "Dari sekolah mana?"
G : "SMA N 1 CIBINONG"
(Gue ga nanya balik dia sekolah di mana, karna gue takut dia bukan mahasiswa tapi dosen atau dia lulus sekolah sudah lama tapi menunda dulu kuliahnya, ya gue urungkan buat nanya balik)
R : klo gue dari SMA 2 BOGOR
G : *DIAM dan gue mikir keras ternyata dia bukan dosen tapi mahasiswa, tapi yang jadi ganjalan dari hati gue, dia itu lulusan tahun berapa. Oke akhirnya gue bertanya
     "Lulusan tahun berapa?"
R : "2007"
G : "Sama dong ya, HAHAHA" gue ketawa karna prasangka dan duga gue tidak tepat.
R : "emang kenapa?"
G : "Engga gue kira, lu lulusan tahun kapan? hehehe"
R : "Kita seumuran tau" untuk memberi bukti bahwa dia seumuran sama gue dia keluarin KTP
G : (Gue cuma bisa mesem-mesem malu dan manggut-manggut aja)

Nah itu dia pertemuan pertama yang mengesankan yang tidak pernah terlupakan dengan sosok Rudi sahabat terbaik kelas A.

Banyak cerita selama 6 semester selama satu kelas sama Rudi, kadang dia bukin gue marah, BT, kesel sama sikapnya yang kadang-kadang menyulut emosi gue, kadang juga dia bikin gue seneng, ya kadang dia jadi pendengar yang baik saat gue galau sama masalah cinta gue.

Oke kita cerita soal alm. Rudi tentang hal yang gue bikin kesel,
Dia kadang suka merangkul bahu gue dari belakang, jujur gue ga suka kalau ada laki-laki yang pegang-pegang bahu gue, bukan karna gue so alim atau apa tapi karna gue kaget gila, tiba-tiba lagi jalan ada yang DOR, ya gue sering banget marah-marah sama dia. (Maaf ya Rudi), terus juga dia itu sosok pigur yang sangat aktif di organisasi kampus, sampai-sampai dia kadang kurang memperhatikan tugas-tugas kuliah apa lagi kalau tugas kelompok, pasti dia tidak bisa ikut mengerjakan terkadang hal itu membuat gue emosi dan pasti ujung-ujungnya gue marah-marah sama dia, dan hal yang sampai saat ini gue masih bingung dia dapet ide dari manakah menyebut gue dengan "Mak Rempong di singkat MakRem".
Hahh??? Awalnya gue kaget, dan sedikit kesel sama dia karna seenaknya menyebut gue dengan "MAK REM". Tapi karna gue orangnyan cuek dan santai ga terlalu di bawa seurius, ya lama-lama gue terbiasa dengan panggilan yang nan cantik itu. Gue sempat menanyakan hal itu sama dia, dan dia jawab soalnya lu tuh ribet banget klo gue perhatiin,
Walau Rudi terkadang membuat gue kesel atau marah. tapi itu hanya sesaat dan 10 menit kemudian juga gue udah bersikap baik lagi sama dia, dan gue juga sangat memaklumi banget kalau dia jarang bisa ikut kerja kelompok tugas karna kegiatan dia yang padat di organisasi, tapi gue sangat menghargai usaha dia walau ga bisa ikut kerja kelompok tapi pasti nanti dia membayar iuran tugas lebih. Dan panggilan Mak Rempong itu membuat gue kangen, sekarang ga kan ada lagi yang memanggil gue dengan sebutan Mak Rempong. Hal-hal seperti inilah yang membuat dia akan selalu terkenang.

Oke mungkin tadi di atas hanya kilas balik soal Rudi, di sini gue bukan berarti menceritakan kejelekan alm. Rudi tapi gue menceritakan hal-hal yang berkesan pada saat hal apa saja yang biasa gue marah sama dia, sekarang gue akan cerita hal-hal yang indah dari sosok alm. Rudi
Dia itu sosok laki-laki yang sangat dewasa, dia ga seperti laki-laki lain yang ada di kelas yang sebagian bersikap ababil. Dia juga sangat rajin dalam hal memberitahukan dosen jika hari ini pukul sekian ada matakuliah beliau di kelas A, dia juga sangat rajin mengambil Proyektor dari ruang TU di bawa ke kelas untuk kita belajar, dan yang sangat luar biasa rajin dia sering sekali pergi bersama dosen ke luar kota atau kemana saja, dia yang membawa mobilnya, saat itu yang paling membuat gue takjub pada saat gue tau dia pergi ke SUMENEP-MADURA, luar biasa sekali dia pergi kesana membawa mobil, sungguh hebat.
Ya selian dia rajin, dia juga kadang menjadi pendengar yang baik, kalau gue galau dia dengerin kasih solusi. Terkadang juga hal yang selalu membuat gue bertanya-tanya sampai saat ini, kenapa kalau ketemu gue dia selalu cubit pipi gue? Mungkin karna dia gemes liat gue.

Ya sosok Rudi sangat baik di mata semua teman Mahasiswa, dosen dan orang-orang terdekat. Sosoknya yang rajin sangat di kenang oleh semua orang, semua pasti merasa kehilangan atas meninggalnya beliau, gue terutama temen sekelasnya selama 6 semester, suka duka tawa tangis sama-sama.
Gue yakin orang baik itu pasti meninggalnya cepet, kenapa? karna ALLAH sayang sama dia, ALLAH ga mau orang baik kalau terlalu mana hidup nanti malam berbuat dosa, ya contohnya saja Ustadj UJE.
Kini semua tentang mu akan menjadi sebuah cerita yang abadi, sosok mu kini menjadi kenangan untuk gue dan teman-teman yang lain. SELAMAT JALAN RUDI, tenang dan damai di SISI-Nya. amin

 Puisi untuk Rudi

Rudi Dwi Prasetio nama mu akan selalu terukir indah di relung hati ku
Sosok mu akan selalu ku ingat
Kita Kina sudah ada di dunia yang berbeda
Tapi kawan ingatlah
Semua kebaikan mu akan selalu terukir indah dalam memori
Kini kau telah menjadi bintang di langit
Yang akan selalu menerangi bumi dengan cahaya mu
Jika aku nanti menemukan bintang yang cahanya paling bederang
Pasti itu diri mu kawan
Wangi surga kini sudah melekat pekat
Selamat Jalan Kawan
Tenang dalam damai di sana
Kembali di sisi-Nya kau pasti akan jauh lebih bahagia
Di banding di dunia yang penuh dengan sandiwara
Doa ku selalu menyertai mu
Salam rindu selalu dari kawan mu (Yullia Farwati)

Ini foto-foto Rudi Dwi Prasetio. waktu kita jalan-jalan dan di kelas.


ini foto waktu kelas A lagi jalan-jalan ke kebun Raya
 ini foto di ambil waktu UAS berakhir, ya seru-seruan kita foto-foto
 ini Foto yang paling berkesan, ini foto semester awal, dan pertama kali kelas A foto bersama

ini Foto di ambil pada saat sedang simulasi perpustakaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar